Belati Blog.com

Informasi Mengenai Berita Islami, Teknologi, Kesehatan, dan Info Terkini

Sunday, March 22, 2015

Prospek Cerah Bisnis Pupuk Organik

Pupuk organik sebenarnya adalah pupuk yang terbuat dari bahan dasar materi dari alam, pupuk organik berdasarkan bahan dasar pembuatannya bisa dibagi menjadi tiga bagian ada yang dinamakan dengan pupuk kompos, ada yang dinamakan dengan pupuk hijau dan ada pula yang disebut dengan pupuk kandang. Sedangkan berdasarkan bentuknya, ada pupuk organik dalam bentuk cair dan ada pula yang dalam bentuk non cair atau padat yang terkadang dalam bentuk tablet. Komoditi pupuk organik akhir-akhir ini telah banyak memberi kontribusi positif sebagai bisnis menjanjikan yang jika digeluti dengan serius bisa menghasilkan omzet puluhan juta bahkan milyaran rupiah. Seorang bisnisman pupuk organik asal Pondok Cabe Jakarta Selatan ini misalnya yaitu Pak.Sofyan, dengan modal yang tidak terlalu besar kini bisnis pupuk organik Pak.Sofyan dalam jangka waktu hanya 3 bulan saja, konon Pak.Sofyan ini berhasil mengeruk keuntungan milyaran rupiah. Di daerah Pondok Cabe usaha pupuk organik milik Pak.Sofyan ini lumayan dikenal masyarakat, tidak hanya sebagai sarana menghasilkan untuk milyaran rupiah bagi Pak.Sofyan, namun juga menjadi lahan pekerjaan baru bagi warga sekitar. Kali ini sebagai sumbangsih yang-insyaallah-positif terhadap pengembangan pupuk organik bagi masyarakat, belati.blogspot.com akan mencoba mengulas tentang cerahnya prospek  bisnis pupuk organik, selamat menyimak!
Prospek Cerah Bisnis Pupuk Organik
Pembuatan pupuk organik hijau


Banyak hal yang membuat bisnis pupuk organik ini amat menjanjikan untuk digeluti, berikut kami sebutkan satu persatu di antaranya.

Bahan Baku yang Mudah dan Murah

Pupuk organik secara umum memakai bahan baku yang tersedia dengan mudah dan harganya amat miring alias murah, kotoran ternak misalnya yang dipakai sebagai bahan baku pupuk kandang, umumnya para pebisnis pupuk organik biasa memperoleh bahan baku berupa kotoran hewan seperti sapi, kambing, kuda atau kerbau ini dari para peternak di wilayah sekitar dengan harga maksimal 600-an ribu rupiah per truk besar, dengan bahan baku satu truk besar ini bisa memproduksi pupuk organik dalam kuantitas yang banyak.

Pemerintah Menggalakkan Penggunaan Pupuk Organik

Langkah pemerintah melalui department pertanian untuk mengurangi/mengehentikan subsidi pupuk kimia yang telah lama diberikan kepada petani ikut juga menggenjot minat para petani untuk menggunakan pupuk organik ini. Begitu pula apa yang dilakukan oleh pemerintah dengan menggalakkan penyuluhan-penyuluhan kepada para petani untuk menyadarkan mereka akan akibat negatif penggunaan pupuk kimia terhadap kesuburan tanah, kerusakan ekosistem dan seterusnya ikut juga memberi andil akan cerahnya bisnis pupuk organik ini.

Harganya yang Super Hemat dan Murah

Sebagai contoh, untuk pupuk organik cair yang sekarang banyak dipasarkan kepada masyarakat, satu lietrnya paling banter dihargai 20 atau 30 ribu perliter, sangat berbeda jauh dari harga pupuk konvensional kimia yang dijual dengan harga yang lumayan mahal perkilonya. Hal ini tentu disebabkan karena bahan baku pembuatan pupuk organik yang gampang didapat dan dengan harga yang murah serta biaya produksi yang tergolong murah juga sehingga harga penjualannya juga bisa ditekan.

Menurunnya Efektifitas dan Kesuburan Tanah

Dibeberapa daerah, para petani sudah mulai mengeluhkan kondisi tanah yang semakin menurun kualitas kesuburannya, hal ini disinyalir banyak pihak sebagai imbas dari penggunaan pupuk kimia dalam jangka waktu yang lama sehingga menyebabkan kualitas tanah menjadi menurun, diperparah lagi dengan penggunaan pestisida oleh petani yang ikut memberi andil besar terhadap kualitas kesuburan tanah.

Alasan-alasan di atas sepertinya bisa menjadi pendorong masyarakat untuk terinspirasi memulai bisnis pupuk organik ini, pada artikel-artikel berikutnya belati.blogspot.com akan coba mengulas hal-hal lain yang berkaitan dengan pupuk organik ini-isnyaallah-!

Prospek Cerah Bisnis Pupuk Organik Rating: 4.5 Diposkan Oleh: ehwah

0 comments:

Post a Comment