Melalui sambungan telepon, mantan presiden Mesir yang kini masih ditahan Husni Mubarak berbicara kepada publik untuk kedua kalinya setelah ia dilengserkan dari kursi kepresidenannya beberapa tahun lalu, Mubarak meminta kepada seluruh rakyat Mesir untuk merapatkan barisan dan merekatkan persatuan untuk mendukung pemerintahan sekarang ini di bawah Presiden Abdul Fattah as Sisi, hanya dengan merekatkan persatuan rakyat mesir akan selamat dan utuh dari berbagai dinamika berbahaya yang kini melanda hampir semua Negara-negara arab.
Mantan Presiden Mesir Husni Mubarak
Pentingnya Persatuan Negara Arab
Melalui sambungan telepon yang diprakarsai oleh canel “Shada al Balad” untuk memperingati 33 tahun kembalinya Sinai ke pangkuan Mesir setelah sempat di bawah control Israel, Mubarak mengatakan bahwa menghimbau pemerintah untuk memperkuat militer mereka dan melakukan konsolidasi dan bahu membahu dengan Negara-negar arab tetangga untuk menjaga keamanan Arab secara umum, karena bagaimanupun juga menurut Mubarak keamanan regional Negara-negara arab berpengaruh langsung terhadap keamanan internal Negara Mesir, sudah merupakan sebuah keharusan Negara-negera Arab khususnya Mesir membina hubungan yang erat dan harmonis serta behu membahu dalam menjaga keamanan wilayah regional Arab dari berbagai ancaman keamanan yang dewasa ini sedang marak terutama ancaman keamanan dari para teroris radikal.
Mengenang Perjuangan Mengembalikan Wilayah Mesir
Hari peringatan kembalinya semenanjung Sinai ke pangkuan Mesir diperingati setiap tanggal 25 April setiap tahunnya, pada kesempatan itu pula Mubarak mengenang bagaimana kebanggan yang begitu tinggi dalam dada-dada para tentara Mesir ketika berjuang mengembalikan Sinai dari cengkraman Negara Yahudi, Mubarak mengatakan keperkasaan para tentara Mesir ketika itu tidak terbantahkan dengan berhasilnya mereka menembus benteng kuat Israel, benteng Barlev yang terkenal dengan kekuatan supernya dalam menahan berbagai gempuran artileri berhasil ditembus dengan teknik jitu nan brilian dan akhirnya mereka berhasil menancapkan bendera Mesir, akhirnya Sinai kembali menjadi wilayah resmi Negara Piramid itu.
Mubarak juga mengungkapkan, sebenarnya pengembalian wilayah Mesir secara utuh ditempuh dalam 3 fase bersejarah, fase pertama usaha mengembalikan terusan Suez yang berhasil dilakukan tahun 1975, kemudian fase yang kedua melalui usaha-usaha maksimal secara militer dan diplomasi selama 40 tahun lamanya sampai terjadinya penandatanganan perjanjian damai tahun 1982, kemudian fase terakhir yang ditandai dengan keberhasilan Mesir mengembalikan Sinai dan mundurnya Israel dari perbatasan bagian timur secara total tanggal 25 April 1982.
0 comments:
Post a Comment