Seorang pendeta Budha bernama Ashin Wirathu mendadak menjadi buah bibir di berbagai belahan dunia, pasca merebaknya berita tentang ribuan orang Rohingya Myanmar yang berbondong-bondong keluar dari Negara mereka untuk mengungsi ke Negara-negara tetangga karena menghadapi berbagai tindak kekerasan dari kelompok ekstrim Budha di sana.
Wajah Ashin Wirathu di majalah Time
Salah seorang biksu Budha yang mempunyai andil besar terkait peristiwa pengusiran ribuan orang Rohingya dari tanah kelahiran mereka di Arakan Myanmar bernama Ashin Wirathu, bahkan diberitakan bahwa saking kejamnya biksu Budha ini terhadap etnis muslim Rohingya ia sampai dijuluki Usama bin Laden asala Myanmar walaupun ia mengatakan bahwa dirinya lebih suka disebut sebagai James Bond asal Burma, pasalnya James Bond adalah seorang yang sangat nasionalis, kepada Los Angels Times Wirathu mengungkapkan bahwa ia meyakini banyak orang muslim yang telah mengakibatkan Negaranya menjadi hancur dan kacau.
Berbagai propaganda yang dilancarkan oleh Wirathu telah menimbulkan berbagai permasalahan sektarian yang akhir-akhir ini menjadi permasalahn regional bahkan internasional yang menguras perhatian berbagai Negara dunia, ribuan muslim Rohingya yang sampai hari ini masih banyak di antara mereka yang terkatung-katung dan terdampar bahkan ada di antara mereka yang masih terombang ambing di tengah samudera mencarai suaka di negara-negara tetangga yang siap menampung mereka, islampobia yang sedang marak di Myanmar ternyata merupakan buah kerja kelompok biksu Wirathu dan rekan-rekannya dalam melancarkan berbagai propaganda dan pidato untuk menanamkan kebencian kepada kaum muslimin Rohingya.
Biksu-biksu Budha rekan Wirathu yang
ikut menjadi tokoh-tokoh penyeru Islampobia di Myanmar
Selain dengan mengkampenyekan berbagai propaganda dan pidato sektariannya, biksu Ashin Wirathu yang kini berusia 64 tahun ini juga menyerukan agar seluruh rakyat Myanmar melakukan boikot besar-besaran terhadap produk-produk yang dibauat oleh ummat Islam di Myanmar, tidak hanya itu biksu bengis ini menyerukan “jihad” besar-besaran untuk membasmi seluruh ummat Islam Rohingya di Arakan Myanmar.
Kelompok HAM internasional mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh biksu Wirathu yang mendalangi berbagai propaganda untuk melariskan Islampobia di Myanmar merupakan tindakan yang bertentangan dengan HAM, setiap orang mempunyai hak prerogative untuk memeluk agama yang ia yakini, sehingga tidak pantas memaksakan kehendak dengan menyuruh setiap orang memeluk agama tertentu.
0 comments:
Post a Comment