Hasil survey yang dilakukan oleh Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia pada rentang waktu 26 Mei sampai 3 Juni menunjukkan bahwa kebanyakan warga DKI Jakarta memilih daerah Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan menggantikan Jakarta. Sebanyak 28,4 persen responden cendrung memilih Jakarta ketimbang kota-kota lain yang ditawarkan yaitu Palangkaraya hanya mendapat vote responden sebanyak 21,6 persen, kemudian Bogor hanya 20,8 persen dan terakhir kota Bukittinggi sebanyak 15,6 persen saja, survey ini dilakukan terhadap 250 responden di daerah pusat bisnis di Thamrin, Kuningan dan juga Sudirman.
Keraton Yogyakarta (gambar: Tempo)
Juru bicara Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia yang disingkat Kedai KOPI Hendri Satrio mengungkapkan bahwa ide dan usulan pemindahan ibu kota negara ke tempat lain merupakan wacana lama yang sekarang ini kembali digembar-gemborkan, terhitung sejak pemerintahan Bapak Proklamator Soekarna, rencana ini mulai dihembuskan, namun dengan berbagai kendala dan aral melintang wacana ini tinggal wacana belum terealisasi sampai saat ini, di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono wacana inipun kembali menguat, saat itu SBY mendunkung jika pusat pemerintahan dipindah dari Jakarta ke tempat lain, lebih baik Jakarta hanya dijadikan pusat pergerakan ekonomi negara.
Banyak hal yang menjadi keperihatinan masyarakat terkait status Jakarta yang masih dijadikan pusat pemerintahan, selain karena kepadatan penduduk yang luar biasa, Jakarta juga termasuk daerah dengan lingkungan yang tidak representatif lagi, pemindahan ibu kota negara sebenarnya merupakan suatu hal yang lumrah, terhitung beberapa negara sering melakukan hal ini, jika kita ambil contoh Malaysia misalnya yang memindahkan ibu kota pemerintahan federalnya dari Kuala Lumpur ke kota Purajaya, begitu pula halnya Brazil yang memindahkan ibu kota negaranya dari Rio de Janiero ke Brasilia. (Tempo)
http://www.insting.info/2015/06/perbedaan-rokok-tembakau-dan-rokok.html
ReplyDelete