Peter Neles Tebay selaku koordinator Jaringan Damai Papua sangat menyesalkan kerusuhan yang berujung pembakaran masjid ummat Islam serta puluhan rumah dan beberapa toko yang terjadi di hari besar Islam Idul Fitri (17/07/2015), menurutnya aksi pembakaran rumah ibadah seperti ini baik dilakukan secara tidak sengaja atau disengaja tidak dibenarkan oleh setiap orang yang punya iman. menurut Peter budaya Papua tidak pernah mengajarkan untuk menganggu orang beribadah apalagi sampai membakar tempat ibadah.”Selama ini, orang Papua apapun dia punya agama, tidak pernah mengganggu apalagi sampai membakar, sampai-sampai daun rumput selembar saja tidak pernah di petik di halaman rumah ibadah.” cetus Peter. Baca Juga : Ini Reaksi Kapolri Terkait Pembakaran Masjid di Papua
Surat edaran GIDI yang berisi larangan
melaksanakan shalat Idul Fitri (sumber foto: media sosial)
Sepengetahuan Peter, kejadian pembakaran rumah ibadah (masjid) di Tolikora ini merupakan kejadian pertama yang terjadi dalam sejarah Papua, “Masyarakat Papua selama ini tidak pernah membakar tempat ibadah, kecuali yang baru kejadian di kabupaten Tolikora ini, dari itu maka saya meminta maaf atas kejadian yang melanggar norma adat ini.” ujar Peter. Baca Juga : Ini Ukuran Lapangan Sepakbola Standar FIFA
Menurut Peter kejadian ini melukai upaya masyarakat Papua beserta seluluh jajaran tokoh-tokoh agama Papua untuk mewujudkan Papua yang damai, kejadian pembakaran masjid seperti ini mengindikasikan bahwa kampanye yang selama ini digembar-gemborkan masih hanya beredar di kalangan tokoh agama saja, masih belum menyentuh masyarakat akar rumput yang sebenarnya menjadi ujung tombak terciptanya masyarakat Papua yang hidup berdampingan dan toleransi. Peter juga mengingatkan setelah kejadian ini agar semua pihak menahan diri dan menunggu investigasi yang dilakukan pihak kepolisian dalam mengusut tuntas pelaku di balik pembakaran masjid ini.
itu kespekulasinya saja ,agar agama kristenya tidak kena hujatan dengan membuat surat sah tebusan maaf :v
ReplyDelete