Rumah itu tampak sunyi, agak gelap dan tertutup rapat, begitulah kesan sepintas ketika melihat rumah milik Margreith ibu angkat Angeline, si bocah 8 tahun yang ditemukan tewas terkubur di belakang rumah ibu angkatnya itu, sebelah utaranya berbatasan dengan sebuah warung kopi, di arah selatan terdapat sebuah lahan yang dipakai untuk menjual tanaman, pada bagian belakang rumah ada lahan juga yang ditanami bunga-bunga seprtinya untuk sesajen dan terdapat pula rumah-rumah warga lainnya. Baca Juga : Akhirnya Margreith Ditetapkan Sebagai Tersangka
Rumah ibu angkat Angeline, bocah malang yang tewas
dalam keadaan terkubur di belakang rumahnya, beberapa hari terakhir ini rumah itu dipenuhi dengan karangan bunga dari warga yang bersimpati terhadap Angeline (foto: Kompas)
dalam keadaan terkubur di belakang rumahnya, beberapa hari terakhir ini rumah itu dipenuhi dengan karangan bunga dari warga yang bersimpati terhadap Angeline (foto: Kompas)
Yang nampak kontras dari rumah-rumah lainnya, rumah Margreith diberi pagar agak tinggi sekitar 2 meter, tembok yang lumayan tinggi itu menghalangi orang yang sekedar ingin menengok dan melihat ke dalam, satu-satunya jalan masuk ke rumah itu hanyalah gerbang utama yang berada di depan rumah.
“Kalau saya kebetulan lewat gang yang berada di belakang rumah ini (rumah Margreith) saya sering mendengar suara anak kecil menangis sesenggukan, sepertinya itu adalah suara Angeline” ujar Najuwa pada Ahad (14/06/2015) salah seorang tetangga yang berumah persis di belakang rumah Margreith, Najuwa mengaku ia hanya sering melihat si bocah Angeline dari toko tempat ia berdagang keluar untuk berangkat sekolah. Baca Juga : Angeline Meninggal, Harta Warisan Berpindah Kepada Margreith
Najuwa juga mengaku tidak tahu persis berapa orang yang tinggal di dalam rumah milik Margreith itu, pasalnya penghuni rumah rata-rata tertutup dan tidak terlalu bersosialisasi dan membaur dengan masyarakat. “Yang aku tahu kayaknya ada perempuan juga yang kos, sepertinya kerja di café gitu, namun jarang menyapa, biasanya keluar sore hari nanti pulangnya kalau dah malam.” cetus Najuwa
0 comments:
Post a Comment