Per senin kemarin 24/08/2015 menyentuh harga 14.049 walaupun hari ini dikoreksi ke angka yang tidak jauh beda yaitu 14.014, sebuah penurunan nilai yang lumayan membuat para pelaku pasar tanah air semakin kebingungan. Yang menjadi pertanyaan yang muncul ke permukaan adalah apakah Indonesia sedang merangkak menuju pintu gerbang krisis seperti yang terjadi pada 1998 silam? Baca Juga : Ini Bahaya Hipertensi dan Cara Alami Mengatasinya
Ketua Studi Ekonomi UGM Tony Prasetyantono ketika dimintai pendapatnya mengatakan bahwa jika melihat trend nilai rupiah dan indeks saham di IHSG sekarang ini Indonesia belum di kategorikan memasuki masa reses dan memasuki ambang krisis seperti yang terjadi tahun 1998 silam, Tony memberi bukti penguat jauhnya Indonesia dari krisis dengan indikasi membaiknya kondisi fundamental perekonomian dan terkendalinya laju inflasi yang diproyeksikan maksimal 5% saja.
Keadaan ekonomi Indonesia saat ini jauh beda saat badai krisis yang melanda tanah air tahun 1998 silam, saat itu inflasi mencapai angka 78% lebih akibat merosotnya kepercayaan publik terhadap rupiah.
Tony mengimbuhkan bahwa lemahnya rupiah serta merosotnya harga saham IHSG sekarang ini sebenarnya adalah akibat kepanikan pasar yang mendorong para pelaku pasar memborong dollar, dan tidak hanya rupiah yang mengalami trend pelemahan, namun mata uang-mata uang asing lainnya juga mengalamai hal yang sama, kondisi ini menurut Tony tidak akan berlangsung lama, jika pasar telah stabil Tony memperkirakan rupiah akan kembali stabil dan nilainya akan naik lagi seperti sedia kala. Baca Juga : Penggusuran Kampung Pulo Dianggap Tidak Manusiawi
Terkait kebijakan yang bisa ditempuh pemerintah untuk mengendalikan kurs rupiah yang semakin liar, menurut Tony tiak banyak yang mungkin bisa dilakukan pemerintah saat ini, pasalnya yang dihadapi adalah orang panik yang memiliki kepercayaan amat minim terhadap pasar Indonesia, sehingga praktis usaha-usaha jangka pendek yang diusahakan pemerintah untuk mengendalikan rupiah hampir tanpa hasil. Satu-satunya usaha yang bisa dilakukan oleh pucuk pimpinan negara adalah dengan mengumumkan prioritas realisasi berbagai proyek-proyek yang memilki nilai devisa yang tinggi.
0 comments:
Post a Comment